Minggu, 02 September 2012

EXO FF | Only One

Tittle : Only One
Author : Sora14_LuKey a.k.a Me^^
Cast :
-Boy : Wu Yi Fan ( Kris )
-Girl : OC or you as readers
Genre : Romance, little sad :p
Lenght : Oneshoot ? Drable ?
Rating : PG-13
Language : Indonesia
Disclaimer : Semuanya punya Tuhan. Kecuali ff ini juga plotnya milik author. Tapi author juga milik Tuhan kok (?)

A/N : Cerita ini hanya cerita fiksi. Bila ada kesamaan dalam kehidupan nyata atau ada kemiripan dalam segi alur itu hanyalah kebetulan. FF ini terinspirasi dari lagu B1A4 – Only One, tapi gak keseluarahan aku kutip dari situ. Aku juga bingung ini ff atau SongFic O_o’a.

Ok thats all for me ! Enjoy the story ! Dont forget leave your COMENT ! You are good readers, aren’t you ? I believe you’re is a good reader. OK cekidot~!
PLAGIAT ? PERGI JAUH JAUH ! DONT FORGET FOR RCL guys !!~


_KRIS side_
.
.
Menangislah saat kau ingin menangis. Jangan terus larut dalam kesedihanmu
Aku akan merangkulmu sehingga kamu bisa tersenyum lagi

.
.
“Hey kamu gadis lemah !”

“Dia bukan gadis lemah ! Dia hanya payah ! Hahaha”

“Lihat tampilannya,astaga..mana bisa anak sepertinya masuk sekolah elit ini”

“Yah dia beruntung,dia bisa tertutupi oleh anak2 sekolah ini yang mayoritasnya orang2 elit. Tak seperti dirinya!”

“Jangan ejek dia terus. Nanti dia menangis, cupcupcup”

“Hahahaha”

Kau terus berjalan menunduk, melewati sekumpulan orang yang terus mencercamu.  Berusaha untuk tak mendengarkan ucapan mereka. Berusaha untuk menganggap bahwa ucapan mereka hanya angin lalu saja. Aku tahu telingamu pasti merasa panas karena kalimat cacian dari mereka. Tiap kali kau melangkah, saat itu juga berpasang – pasang mata menatapmu dengan tatapan yg tajam. Tatapan penuh kebencian dari mereka. Tatapan yg seolah – olah mengatakan ‘kau-adalah-makhluk-hina’

Dunia memang tak pernah adil padamu

Aku tak pernah melihatmu bahagia. Kau tersenyum, senyum kesakitan. Kau berusaha tersenyum saatkau menerima berbagai lontaran kalimat kejam itu. Sekali lagi, kau berusaha untuk tak memperdulikan tatapan mereka, kau mencoba menahan air mata yg siap menetes kapan saja bila kau berkedip. Tapi sekarang pertahananmu runtuh. Air mata mengalir melewati pipimu. Kau menagis, aku melihatmu menangis. Tapi aku hanya duduk manis dan tak melalukakan apapun. Betapa pengecutnya diriku ini.

Aku benci melihatmu seperti ini. Berpura – pura tegar padahal hatimu berkata bahwa kau sedang rapuh saat ini. Andai kau tahu, kau tidak sendirian. Aku selalu disini mengamatimu dari jarak yg jauh. Ingin rasanya aku menghampirimu dan merangkulmu lalu menghiburmu agar kau bisa tersenyum lagi. Tapi aku terlalu pengecut. Aku tak punya keberanian untuk itu. Aku pengecut !
.
.
Ketika kamu lelah, aku akan meminjamkan bahuku sehingga kamu bisa beristirahat

.
.

Tiap hari aku melihatmu disini. Duduk dibangku kayu yang usang sendirian. Memakan bekalmu dan sesekali memerhatikan lapangan basket. Siapa yg kau cari ? Apakah aku ? Itu tidak mungkin. Kau sama sekali tak mengenalku tapi aku mengenalmu bahkan lebih mengenalmu dari dirimu sendiri.
Mata yg sembab itu. Sorot mata yg mengatakan bahwa kau sedang lelah. Bahkan dimata indahmu itu aku sama sekali tak melihat sedikitpun kebahagian. Hanya guratan kesakitan yg kulihat tiap kali aku menatapmu. Sebegitu tersiksanya kah dirimu ?
Aku bersedia meminjamkan bahuku, hanya sekedar tempat untuk melepas ‘lelah’ mu. Kalau kau mau, aku akan meminjamkan bahuku ini kapanpun kau mau...
.
.
Aku berdoa semoga tidak akan ada air mata dalam mimpimu
Aku tahu kau akan terbang tinggi dalam hidupmu

.
.
Kau duduk dijendela kamarmu. Menatap betapa indahnya jagad raya ketika malam hari, langit kelam bertaburan ribuan bintang dan sang rembulan yg memimpin mereka. Sama sepertimu. Disini, aku duduk dijendela kamar, sama hal nya sepertimu.

(Note : Disini ceritanya rumah Kris sebelahan sama rumah si cewek )

Tapi aku tak sepertimu yg sedang menikmati indahnya langit malam. Aku menikmati pemandangan dihadapanku ini, menikmati pemandangan indah ketika kau tersenyum pada ribuan bintang diatas sana. Kau tersenyum. Melihatmu tersenyum adalah fenomena langka bagiku, melihatmu yg terlihat sangat bahagia membuat ujung bibirku tertarik keatas seperti dirimu. Tersenyum.
Kau turun dari ‘singgasanamu’. Menutup rapat jendela kamarmu dan kemudian aku melihat kau mematikan lampu. Sedikit perasaan kecewa menyelimuti perasaanku saat kau masuk kedalam kamarmu. Tapi aku berharap, semoga tak ada air mata dalam mimpimu. Karena aku hanya ingin melihatmu tersenyum seperti tadi. Jaljayo, good night~
.
.
-pagi hari dikelas Kris & a girl-
.
.
Jangan menangis lagi
.
.
Aku melihatnya duduk sendiri dibangku paling ujung. Lagi – lagi aku mendengar kalimat hinaan yg keluar dari mulut – mulut manusia tak berotak itu . Dari tempatku duduk sekarang, aku bisa melihat matamu yg berkaca – kaca dan nafasmu yg tak beraturan. Aku tahu kau sedang menahan tangisanmu sekarang. Kau mendongkakkan kepala dan tersenyum pada mereka. Senyum itu, hanya sebuah topeng belaka.  Aku mohon jangan mengangis lagi..
.
.
Walaupun dunia ini mencoba untuk melihatmu dengan tampilan yang sangat kecil
Aku bisa meyakinkanmu  untuk mengatakan bahwa kamu adalah satu-satunya

.
.
“Eh cewek – cewek main bulu tangkis yu ! Lapangan sepi !” teriak salah satu yeoja yg langsung disambut teriakan setuju dari para ‘kaumnya’ dan teriakkan penolakkan dari para lelaki. Aku ? Aku tak peduli.

“Hey ! Harusnya giliran laki – laki !”

“Tidak bisa, sekarang sudah jamannya emansipasi wanita!”

“Cih dasar seenaknya!” ucapku sekenanya.
Gadis itu menarik – narik lengan anak perempuan yg ada di kelas, kecuali kau. Hey kenapa ?

“Eh ! Lalu dia bagaimana ?” tanya seorang yeoja lainnya

“Dia ? Si gadis pendiam itu ? Dia lebih baik diam dikelas dan membaca buku. Dari pada bergabung dengan kita dia akan merepotkan,dia kan lemah !”

“Dia juga tidak ada apa – apanya kalau dibandingkan dengan kita ! Ayo cepat jangan buang – buang waktu !” timpal gadis itu lagi.

Aku melihatmu berjalan melewati sekumpulan orang yg sudah jelas – jelas menganggapmu tidak ada. Langkah gontaimu itu sudah cukup untuk memberitahukanku bahwa hatimu sedang sangat terluka. Hatiku merasa sesak, membayangkan bagaimana jika diriku yg ada di posisimu, saat aku beridiri dikumupulan orang banyak, aku sama sekali tidak dianggap. Malahan aku hanya dianggap sebagai sampah yg siap untuk ditendang. Itu benar – benar menyakitkan.
Hey tapi tenanglah. Walaupun dunia ini melihatmu seolah kau tidak ada apa – apanya. Tapi bagiku, kau adalah satu – satunya.
.
.
.
.
_GIRL side_

Disini aku. Seperti biasanya, duduk sendiri dan membawa bekal sendiri. Memikirkan betapa malangnya nasibku ini benar – benar membuat dadaku sesak. Aku berusa untuk bersabar tapi aku tidak mau membohongi diriku terus dengan tetap berpura – pura tegar. Selama 2 tahun aku sekolah disini, aku benar – benar kesepian. Apa yg salah dari aku ? Apa karena aku ini pendiam, miskin dan kutu buku ? Oh ayolah, dimata Tuhan kita ini sama.

Walaupun hati ku meronta – ronta ingin melawan mereka. Tapi ini lah aku, si gadis lemah yang hanya dapat menangis, mendengarkan mereka dan bersabar tanpa berkutik sedikitpun. Memaksakan senyumanku yg jelas – jelas hanya sebuah topeng untuk menutupi betapa payahnya diriku ini.

Aku merasa benci pada diriku sendiri yg terlalu mudah menangisi nasibku. Rasanya aku ingin membanting cermin, ketika aku melihat diriku di cermin dengan mata sembab, tatapan yg benar – benar menyiratkan bahwa aku sedang ‘sakit’, dan wajah yg kusam. Aku benar – benar payah.

Aku memandang kaleng soda ditanganku ini. Selalu seperti ini. Ingin sekali aku memberikan minuman ini padanya yg sedang kelelahan. Tapi aku sadar diri, jangankan menerimanya, yang ada mungkin aku akan dicaci maki seperti yg orang lain lakukakan padaku. Aku sudah memperhatikannya sejak lama, tapi lagi – lagi aku harus intropeksi diri kalau aku ini siapa dan dia itu siapa.

Melihatnya bermain basket dengan lihainya benar – benar membuat siapapun terpesona. Sosoknya yg cool memudahkan dia mendapatkan wanita cantik, tak seperti aku. Dia Kris, teman sekelasku yg sudah mengisi hatiku sejak lama. Tapi aku hanya bisa seperti ini. Memandangnya dari jauh..

Eh kemana Kris ? Bukankah tadi dia dilapangan ? Kemana dia sekarang ? Mataku menari dengan lincah mencari sosok jangkung rupawan itu. Tapi nihil, aku tak menemukan sosoknya.
‘Sial !’

Aku mengutuk diriku sendiri yg terlalu sibuk melamun hingga tak menyadari keberadaanya yg tiba- tiba menghilang. Mungkin dia sudah kembali ke kelas. Lebih baik aku pergi dari sini, tapi saat aku akan beranjak dari bangku ini tiba – tiba ada seseorang yg menahan tanganku. Eh ?

“Mau kemana ? Bukankah biasanya kau disini ?”
Suara itu..suara berat yg sangat familiar ditelingaku. Kris ?! Aku memandangnya tak percaya. Dengan jarak sedekat ini, membuat darahku berdesir kencang.

“Duduk” titahnya sarkasitik.

“...” aku hanya diam tak bisa berkata – apa. Aku terlalu shock, shock karena bisa duduk dengannya dengan jarak sedekat ini dan baru kali ini ada orang yg mau duduk disampingku

“Kau selalu sendirian ?”

Aku mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun “...”

“Maafkan aku..” dia menghela nafas berat. Dan  memandang lurus kedepan dengan tatapan bersalah.
Eh ? Maaf katanya ?

“Kau tak perlu minta maaf..kau tak salah”

“Yah.. yg salah itu mereka”

“Tidak” jawabku pilu.

“Lalu siapa yg salah ?”

“Tidak ada yg salah. Aku saja yg terlalu lemah..” aku rasa mataku mulai berkaca – kaca. Aku mohon tuhan, aku tidak mau terlihat lemah dihadapan orang yg aku sukai. Ah sial ! Air mataku menetes dengan sendirinya. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku, berharap orang disampingku ini tak melihat betapa lemahnya diriku ini.

“Tidak usah disembunyikan. Kau menangiskan ? Jangan merasa sendiri, disini masih ada orang yg peduli padamu, aku..”


Eh ? apa katanya ? dengan refleks aku memandangnya, tanpa menghapus air mata yg masih berlomba keluar dari pelupuk mataku.


Dia tersenyum dan menyeka air mataku.




DEG !


 

Ya tuhan aku hampir mati sekarang

“Maaf.. Aku ini bodoh  ! Aku berpura – pura tak peduli dengan penderitaan orang yg kucintai. Sebenarnya aku sangat peduli. Jangan menangis lagi ne ? masih ada aku. Dan.. jadilah kekasihku”

Apa dia bilang ? Dia benar – benar mengucapkan kata itu ? Ya tuhan jangan permainkan aku !!
Perkataanya sontak membuat mataku membesar. Aku butuh oksigen. Ya tuhan berilah oksigen yg cukup untukku.

“Pikirkan jawabanmu sekarang ok ? Nah..aku mau bermain basket dulu. Annyeong~” katanya sambil mengacak – ngacak rambutku

‘Maaf.. Aku ini bodoh  ! Aku berpura – pura tak peduli dengan penderitaan orang yg kcintai. Sebenarnya aku sangat peduli. Jangan menangis lagi ne ? masih ada aku. Dan.. jadilah kekasihku’


Aku melamun tak percaya dengan apa yg baru saja terjadi padaku. Kata – katanya masih jelas berputar – putar dalam otakku.


Ya tuhan aku mohon. Kalau aku sedang bermimpi, jangan kau bangunkan aku dulu. Mimpi ini terlalu indah untuk aku sudahi. Tapi kalau ini sungguhan, terimakasih banyak ya tuhan. Akhirnya aku menemukan secercah kebahagian dalam hidupku.
.
.
.
.
Kesedihan terbentuk di matamu yang tidak ingin jatuh
Dalam mimpimu ada awan gelap kasar yang tidak tampak tapi
Tersenyumlah
Jangan pikul kesakitanmu lagi
Buang saja ke langit yang tinggi
Aku ingin pergi bersamamu sekarang
Membuka sayap dan mengajakmu terbang tinggi
Membuatmu tersenyum dan tertawa bahagia bersamaku
Kita terbang bersama
Melewati hidupmu yg lama
Dan menembus kehidupan baru
Bersamaku..
Peganglah tanganku..








~T H E   E N D~
AN : Tantarantaraaaan selesai \(^O^)/
FF ini adalah ff kebutan. Karena aku ngerjainnya bener – bener ngebut dari jam 12 sampe jam 2 siang. Jadi aku mohon maaf kalau ff nya gak jelas, gak nge-feel, typo dan sebagainya. Aku janji aku bakal berusaha memperbaikinya. Silahkan kritik dan saran yg bermutu oKEY ? Syukur2 kalau ada yg muji ngekngekngek #ngarep# ok abaikan yg ini :D
OK sekian dan terimakasih ! Wassalam !~
Don’t forget ! RCL yooy bbrooo~!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar